Minggu, 15 April 2018

Tags






Pusdamm BEM FBS UNM mengisi hari libur pekanan dengan Weekend
   

Makassar– Pusat Studi dan Dakwah Mahasiswa Muslim Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra Universal Negeri Makassar (Pusdamm BEM FBS UNM)  Menggelar Muslim Weekend  pada awal kepengurusan untuk periode 1439-1440 H/ 2018-2019, bertempat di Masjid Nurul Insyaf, Jalan Barombong, Jumat hingga Ahad (13-15/4/2018) dini hari.

Muslim Weekend  ini di Bertemakan "New Person for New Zone".

Menurut Muh. Rezki selaku ketua harian Pusdamm, kegiatan ini bertujuan untuk melahirkan kader-kader yang militan dalam dakwah, salah satunya adalah menambah wawasan ilmu pengetahuan agama.

"juga untuk menambah atau membangun rasa kekeluargaan atas sesama peserta yang mana pesertanya dari angkatan 2017 apalagi telah menjadi pengurus di LDF Pusdamm.

Dalam sambutannya, mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar  (UNM) angkatan 2015 ini menambahkan, tindak lanjut dari kegiatan ini adalah untuk membentuk kelompok-kelompok belajar atau kelompok kajian islam.

"bisa juga disebut Tarbiyah Islamiyah sebagai lanjutan yang telah diterima pada kegiatan ini, yang mana materinya lebih luas dan lebih mendalam lagi," ungkapnya.


Reporter : Fahmi Abdullah
Editor : Rustam Hafid

Sabtu, 07 April 2018

tanggapan dari Anis Tri Anisah terhadap Ibu Sukmawati yang Dinilai Melecehkan Syariat Islam

Tags
Pembacaan puisi oleh Sukmawati Soekarno Putri di acara Indonesia Fashion Week 2018 beberapa waktu lalu, dinilai sudah menjurus SARA bahkan bisa jadi melecehkan syariat Islam.
Acara yang dihelat di Jakarta Convention Center (JCC) pada Kamis (29/3/2018) lalu itu menyedot perhatian publik terkait puisi yang dibacakan oleh putri proklamator Indonesia, Soekarno itu.
Salah satunya mendapat tanggapan dari seorang netizen bernama Anis Tri Anisah. Dalam surat terbukanya, Anis mengkritik keras isi puisi yang dibacakan Sukmawati tersebut. Anis tidak terima syariat atau simbol Islam dibanding-bandingkan dengan pakaian tradisional seperti kebaya dan sejenisnya.
Dan ini isi surat terbuka Anis kepada Sukmawati:
Kepada yang kami hormati Ibu Sukmawati Soekarno Putri, Ibu Sukma, saya sudah nonton puisi Ibu yang berjudul “Ibu Indonesia” di acara Pagelaran Busana 29 th Ane Avantie. 
Sayang sekali, acara yang bagus dan menampilkan kecantikkan wanita-wanita Indonesia ini dirusak oleh pembacaan puisi Ibu Sukma yang menyinggung masalah SARA.
Ibu Sukma, silakan Ibu dan teman-teman Ibu berkebaya dan berkonde, tapi mohon dengan sangat untuk tidak membandingkannya dengan syariat Islam.
Biarkan kami memakai pakaian yang kami yakini sebagai bentuk ketundukkan kepada Robb kami, Dzat yang telah menganugerahi negeri yg indah ini. Dzat yang telah menciptakan tubuh-tubuh cantik kami. 
Ibu Sukma, juga mohon dengan sangat untuk tidak melecehkan suara adzan. Tahukah anda, sejelek apa pun suara adzan di telinga anda, dia adalah pertanda bumi ini masih berputar di poros nya. 
Jika sudah tak ada lagi terdengar adzan di atas bumi Allah ini, itu artinya saya dan anda sudah digulung oleh kiamat yang dahsyat. 
Ibu Sukma, Robb kami telah mensyariatkan pakaian ini kepada hamba-hamba Nya sebagai FURQAN, pembeda antara HAQ dan BATHIL. Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Cak Nun, Jilbab adalah jarak antara keindahan dengan kebusukan. Batas antara baik dan buruk, benar dan salah.
Kami menyarungkan keyakinan di kepala kami Menyarungkan pilihan, keputusan, keberanian dan ISTIQAMAH, di nurani dan jiwa raga kami. Sekian surat terbuka dari saya, semoga Ibu Sukma tercurah hidayah, dan semoga kami tetap istiqomah.
Aamiin.. Semarang, 1 April 2018
Anis Tri Anisah
Berikut isi puisi yang dinilai melecehkan Syariat Islam tersebut:
Ibu Indonesia Aku tak tahu Syariat Islam Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah Lebih cantik dari cadar dirimu 
Gerai tekukan rambutnya suci Sesuci kain pembungkus ujudmu Rasa ciptanya sangatlah beraneka 
Menyatu Menyatu kodrat alam sekitar Jari jemarinya berbau getah hutan Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia Saat penglihatanmu semakin asing Supaya kau dapat mengingat Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia 
Aku tak tahu syariat Islam Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok Lebih merdu dari alunan adzan mu 
Gemulai gemula tarinya adalah ibadah Semurni irama puja kepada Illahi Nafas doanya berpadu cipta Helai demi helai benang tertenun Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi Pandanglah Ibu Indonesia Saat pandanganmu semakin pudar Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya. [fq]
Sumber: voa-islam.com